Senin, 21 Agustus 2023

Cara Menulis Buku dari Karya Ilmiah (Pertemuan 25)

 




Resume ke- : 25

Gelombang : 29

Hari/tanggal : Senin, 21 Agustus 2023

Tema : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber : Eko Daryono, S.Pd


Moderator : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr



Hari ini merupakan hari ke-25 pertemuan belajar menulis di KBMN 29.


Moderator Bambang Purwanto sudah memberikan warning sebelum pembelajaran di mulai agar peserta siap.


Nara sumber pada pertemuan ke-25 ini bernama Eko Daryono, S. Pd.


Materi yang dibawakan berjudul Menulis Buku dari Karya Ilmiah.

"Tema yang tentunya teoritis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku" ungkap Eko


"Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku" lanjutnya.


Karya Ilmiah menurut Perka LIPI No 2/2014 bahwa: “Karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah"


Secara umum KTI ada 2 yaitu KTI Non Buku dan KTI Buku.


Secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, disertasi memang berwujud buku, namun bukan buku. 


Lebih tepatnya laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas


Struktur penulisan KTI umumnya tersusun atas bab-bab dengan penomoran yang struktural sesuai dengan jenis KTI serta institusinya.


Sebagai contoh yang sudah banyak dilihat badan sistematika berikut;


Buku hasil konversi dari KTI bisa di ISNB-kan sedangkan KTI yang langsung dibuat buku tanpa konversi umumnya QRCBN.


Cara atau langkah dalam mengkonversi KTI menjadi buku yaitu:

1. Memodifikasi Judul

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).

Sedangkan Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku lain harus menarik, unik.


Selain itu juga mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.


Contoh sederhana dari KTI pemateri


2. Memodifikasi Isi

KTI Non Buku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku.


Saat laporan dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi sesuai dengan gaya penulisan buku. 


Tidak tampak lagi adanya sub bab yang membuat isi buku seolah terpisah-pisah.


Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN, boleh PEMBUKA namun lebih menarik jika diambilkan dari intisari Bab I, misalnya fenomena yang terkait dengan inti buku


Secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang


Modifikasi Bab II

Bab 2 dapat dibagi menjadi beberapa bab dalam buku dengan cara mensplitnya sehingga setiap bab mengandung satu aspek pembahasan


Modifikasi Bab III

Bab III yang berisi metode penelitian biasanya diringkas menjadi satu atau dua paragraf dan dimasukkan pada bab IV di bagian awal

Sekedar contoh untuk meringkas. Apakah narasi di atas baku? Tentu tidak. Maksudnya *bab 3* memang bisa benar-benar tidak tampak lagi dalam buku hasil konversi KTI


Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Biasanya Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV, namun sekali lagi tergantung pada penulis yang ingin mengeksplor kelebihan bukunya


Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul *PENUTUP*. Judul tersebut dapat dipertahankan. Substansi isinya sesuai dengan fenomena yang diangkat tanpa adanya prasaran


Modifikasi Lampiran

[Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau hasil olah data. Adapun data-data yang menyangkut privacy tidak boleh disertakan, misalnya daftar nilai siswa lengkap dengan namanya. Jika ingin menyajikan nilai siswa sebaiknya dibuat kode-kode atau dibuat tabulasi.


Sah-sah saja penulis langsung menerbitkan KTI-nya menjadi model seperti buku (tapi bukan buku). Hanya saja buku semacam ini sulit untuk memperoleh ISBN. terlebih saat ini penerbitan ISBN begitu selektif

Secara persepsi pembaca yang akan menilai kelayakannya. Nilai jual KTI yang langsung dibukukan tanpa dikonversi tentu akan berbeda dengan yang memang dikonversi jadi buku

 


Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengonversi KTI menjadi buku yaitu:

1. keaslian laporan hasil penelitian

2. menghindari kompilasi yang terlalu banyak.

3. memilah dan memilih data yang dipublikasikan

4. modifikasi bahasa buku

5. hindari pengambilan sumber kutipan kedua atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.


6. wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

7. memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN (optional)

Pemateri membagikan pengalamannya mengeditori ribuan buku khususnya yang berbentuk karya tulis ilmiah.


Banyak sekali pemilik naskah yang takut kehilangan naskah asli dari karya ilmiah yang dikonversi.


Realitasnya memang membuat buku dari karya tulis ilmiah seperti melahirkan buku baru.



Pada materi malam ini juga banyak penanya yang telah mengajukan pertanyaan pada moderator.


Berikut pertanyaan dan jawaban yg ang penulis cantumkan sesuai aslinya agar dapat lebih tergambar jalannya tanya jawab:


P1. Assalamualaikum.

Saya Rosjida, peserta KBMN ingin bertanya :

1. Apa kelebihan ISBN dari QRCBN

2. Untuk karya (tulis) ilmiah yang menggunakan chat GPT apakah tidak diperbolehkan? Karena ada aplikasi yg bisa melacak chat GPT

3. Berapa prosentase plagiarism yang diperbolehkan?


Jawab:

Terima kasih Mr.Bams dan pak Echo

 Walaikum salam. Terima kasih Ibu Rosjida.

 (1) Secara de facto buku tidak ada perbedaan. Secara de yure, untuk buku ber-ISBN bisa dinilaikan untuk kenaikan pangkat sesuai Pedoman Buku 4 PKG. 

(2) Kerja Chat GPT adalah menggunakan database yang tersimpan di internet source jadi kemungkinan terdeteksi plagiat lebih besar. Seyogyanya lebih aman menggunakan pola pikir sendiri, chat gpt dapat dipergunakan sebagai pemandu saja.

(3) Setiap institusi berbeda-beda terkait % plagiarisme. Umumnya sih maksimal 15%. Demikian Bu Rosjida


P2.  Assalamu'alaikum wr.wb. 

Samsul Huda

Tapin

1. Apakah untuk menerbitkan karya ilmiah menjadi sebuah yang mengedit apakah penulis atau dari penerbit?

2. Apakah terdapat sejumlah biaya tertentu untuk menerbitkan karya ilmiah kita menjadi buku?


Jawab:

 Ada dua opsi Pak, naskah asli bisa diserahkan ke penerbit atau penulis sudah mengkonversi secara mandiri jadi penerbit tinggal editing kecil dan layout. (2) Tentu ada biayanya Pak. Untuk yang masih mentah KTI setiap penerbit punya patokan masing-masing (bisa browsing di inet). Kalau yang sudah dikonversi penulis biasanya biayanya fokus ke terbitnya buku dan ISBN-nya Pak (bisa konsul ke Tim Hebatnya Omjay. Demikian Pak


P3: Bolehkah diajukan sebagai Buku Solo yg dipersyaratkan untuk lulus KBMN ini?

 Sutarmi, dari Muaro Jambi. Jika skripsi sy mau saya jadikan Buku, dg siapa sy berkonsultasi ?


Jawab: Terima kasih Bu Sutarmi. Salam dari Kota Solo. Adik saya juga tinggal di Muaro Jambi.

Skripsi bisa dijadikan buku, syaratnya. jangan takut kehilangan sebagian naskah skripsi yang akan dikonversi menjadi buku Untuk konsultasi bisa dengan Tim Hebatnya Omjay


 P4

 Assalaamu'alaikum, saya Sari dr Bekasi ingin bertanya

Saya sudah melakukan penelitian mengenai Bunga Telang dan saya lihat ternyata di google itu sudah banyak yang melakukan penelitian ini, Pertanyaan nya, Apakah saya membuat karya ilmiah ini berdasarkan penelitian saya sendiri meskipundi google itu sudah banyak yang membuat penelitian ini


Jawab:  Wa'alaikumsalam Ibu Sari. Wah luar biasa, kemarin dalam PGP A-7 bunga telang menjadi primadona kearifan lokal.

Pada hakikatnya boleh Bu Sari seperti halnya para guru banyak meneliti metode yang sama namun disesuaikan dengan terminologinya masing-masing. 

Bu Sari bisa menambahkan hal-hal unik jika ingin mengekslor bunga telang tersebut karena beda tempat mungkin beda cara pengolahan dan sebagainya.

 Semangat Bu Sari.


P5: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat malam

Saya Ahmad Soleh dari Jakarta


Pertanyaan;

Bagaimana proses menjadikan artikel (4-5) lembar menjadi sebuah buku?

Terimakasih


Jawab:  Wa'alaikumsalam.

 Terima kasih Pak Ahmad Soleh. 

Artikel dapat dikembangkan menjadi buku mengaji pada pokok materi di dalamnya.

Tentu butuh kerja ekstra, namun itu bisa dilakukan. Justru dari artikel yang simpel dapat dikembangkan menjadi buku yang bagus karena penulis bisa lebih bebas mengeksplorasi materi tanpa terpenjara dengan sistematika pada kasus KTI yang sudah jadi.


Prosesnya : cermati intisari artikel, split intisari artikel menjadi beberapa bagian, kembangkan setiap bagian dengan dukungan teori maupun fakta yang otentik.


" Pa saya boleh bertanya ya", moderator ikut bertanya

Berapa lama waktu yang di butuhkan untuk menjadikan karya ilmiah menjadi buku?

 

 Tergantung karya ilmiahnya Mr. Kalau PTK/Skripsi/Tesis biasanya lebih lama dibandingkan desertasi. 

Kalau desertasi sudah terfokus pada satu permasalahan. 

Kalau PTK/Skripsi/Tesis biasanya masih ambigu karena biasanya lebih dari satu variabel. 

Padahal keumuman buku fokus pada satu tema saja


Terima kasih. 


Selesailah materi Ke- 25 KBMN 29 bersama pak Eko dan moderator Mr. Bams.


Tetap semangat untuk teman-teman peserta KBMN-29, tak terasa tinggal 5 pertemuan kedepan.



1 komentar:

Serunya Menulis Buku Cerita Digital (16)

Resume ke : 16 Gelombang : 29 Hari / Tanggal : Senin, 31 Juli 2023 Tema : Menulis Buku Cerita Digital  Narasumber : Raliyanti, S. Sos, M. Pd...